
Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan, dimana setiap kegiatan ibadah akan dilipat gandakan pahala yang di dapat.
Ada diantara malam hari di bulan Ramadhan yang memiliki keutamaan ibadah yang di lakukan lebih baik daripada 1000bulan, yaitu malam Lailatul qadar.
Malam Lailatul qadar menjadi malam yang dicari oleh setiap muslim, terutama di 10 hari malam terakhir di bulan Ramadhan. Untuk itu banyak orang melakukan I’tikaf berharap untuk mendapatkannya.
Ibadah I’tikaf ini berdasarkan QS. Al Baqarah ayat 187. “…maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.”
Pengertian I’tikaf
I’tikaf adalah ibadah sunnah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah ﷻ , khususnya di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Waktu I’tikaf
Waktu I’tikaf ini dilaksanakan pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.
Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah ﷺ selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan.” [Muttafaq ‘Alaih].
Keterangan lain “Bahwa Nabi ﷺ melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” [HR. Muslim].
Tempat I’tikaf
Berdasarkan dari QS. Al Baqarah ayat 187, untuk tempat I’tikaf itu yaitu Masjid. Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait Masjid yang dapat digunakan untuk melaksanakan I’tikaf.
Di kalanga ulama al-Hanafiyah (ulaman Hanafi), sebagian berpendapat masjid yang dapat dipakai untuk melaksanakan I’tikaf yaitu masjid yang memiliki imam dan muadzin khusus, baik masjid itu digunakan untuk shalat lima waktu atau tidak.
Sedangkan menurut ulama al-Hanabilah (ulama Hambali) bahwa I’tikaf dapat dilaksanakan di masjid yang biasa di pakai untuk melaksanakan shalat berjama’ah.
Durasi I’tikaf
Untuk durasi I’tikaf, terkait ini terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Menurut ulama al-Hanafiyah berpendapat I’tikaf dapat dilaksanakan pada waktu yang sebentar dan tidak ditentukan batasan lamanya. Sedangkan, menurut ulama al-Malikiyah bahwa I’tikaf dapat dilakukan dalam waktu minimal satu malam satu hari.
Amalan yang Dianjurkan Saat I’tikaf
- Memperbanyak ibadah seperti sholat, dzikir, dan membaca Al-Quran.
- Menghindari segala bentuk perbuatan yang dilarang.
- Mendengarkan nasihat dan ilmu agama.
- Bergaul dengan orang-orang saleh.
Baca juga: Amalan di Bulan Ramadhan Sesuai Sunnah
Hal yang Membatalkan I’tikaf
- Berhenti berniat I’tikaf.
- Berhubungan intim dengan istri.
- Keluar dari masjid tanpa keperluan yang mendesak.
Referensi:
https://muhammadiyah.or.id/2023/04/I'tikaf-pengertian-waktu-durasi-dan-tempat-pelaksanaannya/
https://nu.or.id/nasional/panduan-pelaksanaan-i-tikaf-lengkap-dengan-dalil-rukun-dan-lafal-niatnya-lfmna