
Defisni Puasa
Secara bahasa, puasa (ash shiyam) dalam bahasa Arab artinya menahan diri, seperti tersebut dalam firman Allahﷻ :
إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنسِيًّا
“Aku telah bernadzar kepada Allah untuk menahan diri (dari berbicara)“.(QS. Maryam[19] : 26).
Adapun secara istilah syar’i ialah, menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari dengan disertai niat.
Setiap muslim yang menjalankan puasa, pasti mendambakan bertemu dengan Allah dan mendapatkan kegembiraan ketika berbuka.
Rasulullah ﷺ bersabda
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
Artinya, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).
Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang diharapkan kedatangannya bagi umat Islam. Karena di dalamnya setiap amalan yang dikerjakan akan mendapat berkali lipat pahala dari bulan biasa terutama ketika mengerjakan puasa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ، الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي
Artinya, “Dari Abi Hurairah Ra berkata, Rasulullah Saw bersabda, ‘Setiap amal anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebajikan dilipatgandakan 10 sampai 700 kali. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman ‘Kecuali puasa karena puasa adalah untuk-Ku dan Aku-lah yang membalasnya. Dia meninggalkan kesenangan dan makananya karena-Ku,” (HR Muslim).
Amalan-amalan di bulan Ramadhan sesuai Sunnah
1. Niat berpuasa dengan Ikhlas dan Sunah-sunnahnya
Berpuasa, selain menahan lapar dan haus, juga disertai dengan niat ikhlas dan mengikuti sunnahnya, seperti bersahur. Karena Sahur adalah berkah. Rasulullah ﷺ bersabda :
إِنَّهَا بَرَكَةٌ أَعْطَاكُمُ اللهُ إِيَّاهَا فَلاَ تَدَعُوْهُ رواه النسائي وأحمد بسند صحيح
“Sesungguhnya sahur adalah berkah yang diberikan Allah kepada kalian, maka kalian jangan meninggalkannya“ (HR. An Nasa-i dan Ahmad, dengan sanad yang shahih)
Menyegerakan berbuka pada waktunya untuk mendapat kebaikan. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Sahl bin Sa’ad رضي الله عنه, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوْا اْلفِطْرَ رواه البخاري ومسلم
“Manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka mempercepat buka puasanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Menghindari perkara yang sia-sia. Disebutkan dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ اْلأَكْلِ وَالشَّرَابِ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ رواه ابن خزيمة والحاكم
“Bukanlah puasa itu (menahan diri) dari makan dan minum, (tetapi) puasa itu adalah (menahan diri) dari kesia-siaan dan kejelekan, maka kalau seseorang mencacimu atau berbuat kejelekan kepadamu, maka katakanlah : Saya sedang puasa. Saya sedang puasa“.
2. Mendirikan Shalat Tarawih
Shalat Tarawih adalah shalat malam yang dikerjakan setelah shalat isya selama bulan Ramadhan dan merupakan ibadah sunnah muakkad. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan iman dan penuh harapan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Shalat Tarawih disyariatkan dikerjakan secara berjamaah, karena ada keutamaan di dalamnya.
Dalam hadits Abu Dzar:
صُمْنَا مَعَ رَسُولِ الهِd صَلَّى الهُa عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُصَلِّ بِنَا حَتَّى بَقِيَ سَبْعٌ مِنْ الشَّهْرِ فَقَامَ بِنَا حَتَّى ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ ثُمَّ لَمْ يَقُمْ بِنَا فِي السَّادِسَةِ وَقَامَ بِنَا فِي الْخَامِسَةِ حَتَّى ذَهَبَ شَطْرُ اللَّيْلِ فَقُلْنَا لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَوْ نَفَّلْتَنَا بَقِيَّةَ لَيْلَتِنَا هَذِهِ فَقَالَ إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ ثُمَّ لَمْ يُصَلِّ بِنَا حَتَّى بَقِيَ ثَلَاثٌ مِنْ الشَّهْرِ وَصَلَّى بِنَا فِي الثَّالِثَةِ وَدَعَا أَهْلَهُ وَنِسَاءَهُ فَقَامَ بِنَا حَتَّى تَخَوَّفْنَا الْفَلَاحَ قُلْتُ لَهُ وَمَا الْفَلَاحُ قَالَ السُّحُورُ
“Kami berpuasa Ramadhan bersama Rasulullah. Beliau tidak mengimami shalat tarawih kami selama bulan itu, kecuali sampai tinggal tujuh hari. Saat itu, Beliau mengimami kami (shalat tarawih) sampai berlalu sepertiga malam. Pada hari keenam (tinggal 6 hari), Beliau tidak shalat bersama kami. Baru kemudian pada hari kelima (tinggal 5 hari), Beliau mengimami kami (shalat tarawih) sampai berlalu separoh malam. Saat itu kami berkata kepada Beliau: ‘Wahai Rasulullah. Sudikah engkau menambah shalat pada malam ini’. Beliau menjawab,’Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imamnya sampai selesai, niscaya ditulis baginya pahala shalat satu malam’. Lalu pada malam keempat (tinggal 4 hari), kembali Beliau tidak mengimami shalat kami. Dan pada malam ketiga (tinggal 3 hari), Beliau kumpulkan keluarga dan istri-istrinya serta orang-orang, lalu mengimami kami (pada malam tersebut) sampai kami takut kehilangan kemenangan. Aku (perawi dari Abu Dzar) berkata: Aku bertanya, Apa kemenangan itu?. Beliau (Abu Dzar) menjawab, Sahur.” [HR At Tirmidzi].
3. Memperbanyak Membaca Al-Qur’an
Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an merupakan amalan terbaik bagi ummat Islam dan disukai Allah ﷻ.
Para sahabat berusaha untuk mendapatkan kecintaan Allah dengan membaca satu surat. Dia renungi dan dia cintai; yaitu surat al Ikhlash, yang mengandung sifat-sifat Allah. Dia selalu membacanya dalam shalat yang ia lakukan. Ketika ditanya tentang hal itu, ia menjawab : “Karena ia merupakan sifat Allah, dan aku sangat suka menjadikannya sebagai bacaan”. Mendengar jawaban itu, Nabi bersabda :
أَخْبِرُوهُ أَنَّ الله يُحِبُّهُ
“Beritahukan kepadanya, bahwa Allah mencintainya.” [HR. Imam al Bukhari, no. 7375; Fat-hul Bari, 13/360, dan Imam Muslim, 1/557 (813)]
4. Memperbanyak Do’a dan Dzikir
Bulan Ramadhan bagi Muslim yang menjalankan ibadah puasa, merupakan waktu mustajab untuk memanjatkan do’a.
Rasulullah ﷺ bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Artinya: “Tiga orang yang do’a mereka tidak tertolak, yaitu; seorang yang berpuasa hingga berbuka, seorang imam (penguasa) yang adil dan do’anya orang yang di dzalimi. Allah akan mengangkat do’anya ke atas awan, dan membukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman: “Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya.” [H.R. Imam Tirmidzi 3522]
Untuk itu, sangat dianjurkan bagi kita seorang Muslim untuk memperbanyak do’a dan dzikir di bulan Ramadhan.
5. Memperbanyak Sedekah
Sedekah di bulan Ramadhan bagi seorang Muslim memiliki keistimewaan yang sangat besar, sebagaimana diriwayatkan sahabad Anas bin Malik رضي الله عنه:
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
Artinya, “Dari Anas رضي الله عنه, sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?’ Rasulullah ﷺ menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadhan.’” (HR. At-Tirmidzi).
Sedekah bisa dengan memberi makan saat berbuka, berupa uang atau bisa bantuan bentuk lain yang tidak memberatkan diri dan dapat bermanfaat untuk yang membutuhkan.
6. I’tikaf di Masjid terutama pada 10 Malam Terakhir
I’tikaf adalah aktifitas berdiam diri di masjid dalam satu waktu tertentu dengan melakukan amalan-amalan (ibadah-ibadah) tertentu untuk mengharapkan ridha Allah.
Melaksanakan I’tikaf sangat dianjurkan setiap waktu di bulan Ramadan, terutama pada sepuluh hari terakhir. Sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah ﷺ . “Dari Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah ﷺ selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan.” [Muttafaq ‘Alaih].
I’tikaf di 10 malam terakhir, juga merupakan saranna untuk mendapatkan satu malam yang sangat istimewa yaitu malam Lailatul Qadar.
Allahﷻ berfirman dalam Surah Al-Qadr:1-5 sebagai berikut.
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ – ١
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ – ٢
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ – ٣
3. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ – ٤
4. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ – ٥
5. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
Ibnu Hajar Asqalani menyebutkan, Lailatul Qadar bermakna malam yang memiliki keagungan, hal ini karena pada malam Lailatul Qadar, yaitu Al Qur’an diturunkan pada malam itu, atau karena turunnya para malaikat, atau turunnya berkah, rahmat dan ampunan pada malam itu, atau juga karena orang yang mengisi malam itu dengan aktivitas ibadah akan memperoleh keagungan.
Semoga dengan menjalankan amalam-amalan yang sesuai dengan sunnah Rasulullahﷺ , kita mengharapkan dapat meraih ampunan Allahﷻ dan mendapatkan keberkahan dalam hidup, serta menjadi seorang Muslim yang bertakwa.
Referensi:
https://almanhaj.or.id/3140-amalan-puasa-ramadhan.html
https://jabar.nu.or.id/ubudiyah/puasa-dan-2-kebahagiaan-bagi-orang-yang-menjalaninya-PRkmq
https://almanhaj.or.id/28315-meraih-cinta-allah-azza-wa-jalla-dengan-al-quran.html
https://baznas-sumedang.org/berikut-keutamaan-sedekah-di-bulan-suci-ramadhan-jangan-sampai-anda-kelewatan/
https://muhammadiyah.or.id/2023/04/itikaf-pengertian-waktu-durasi-dan-tempat-pelaksanaannya/
1 thought on “Amalan di Bulan Ramadhan Sesuai Sunnah”
Comments are closed.