Apa itu Hustle Culture?

Hustle Culture adalah sebuah tren sosial yang menginspirasi seseorang untuk bekerja keras dan memiliki dedikasi tanpa henti terhadap pencapaian dan produktivitas. Dalam Hustle Culture, mendorong individu untuk terus-menerus mencari kesuksesan dengan bekerja melebihi batas waktu normal untuk meraih impian mereka.

Penyebab Hustle Culture menjadi Populer

Hustle Culture di saat ini terutama dikalangan anak muda menjadi hal yang polular karena beberapa alasan:

  1. Kesuksesan : Di era media sosial, kesuksesan sering digambarkan secara glamor dan terkait dengan kerja keras dan pengorbanan. Hal ini menciptakan tekanan sosial untuk terus mengejar kesuksesan dengan intensitas yang tinggi.
  2. Penghargaan Segera: Perkembangan teknologi dan akses internet memberikan hasil segera. Hal ini membuat seseorang untuk mencari pencapaian dan pengakuan secepat mungkinm yang memicu kerja keras.
  3. Perubahan Ekonomi: Perubahan dalam perkembangan ekonomi global telah membuat persaingan semakin ketat. Orang akan merasa perlu untuk terus melakukan peningkatan dalam kemampuan dan produktivitasnya untuk tetap relevan.
  4. Budaya Startup: Budaya Startup dan pengusaha telah mendorong konsep bekerja keras dan menciptakan terobosan. Hal ini menjadi pengaruh juga terhadap orang memandang pekerjaan mereka agar memberikan dampak besar bagi perusahaan.

Dampak Negatif Hustle Culture

Walaupun Hustle Culture memiliki dampak positif, sisi lain juga ada dampak negatif yang harus dipertimbangkan:

  1. Kesehatan fisik dan mental : Karena bekerja terus-menerus yang melebihi batas normal, sehingga lupa terhadap kondisi fisik sehingga kelelahan dan intensitas yang tinggi memperbesar tekanan yang tinggi juga menimbulkan stress, kecemasan dan depresi. Hal ini juga bisa sampai terjadi Burnout, yaitu kondisi stres kronis di mana pekerja merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional gara-gara pekerjaannya..
  2. Keseimbangan hidup : Akibat terlalu fokus berlebih terhadap pekerjaan dapat mengorbankan kesimbangan hidup pribadinya.
  3. Hubungan Sosial : Intensitas dan beban kerja yang tinggi dapat mempengaruhi hubungan sosial dan kehidupan keluarga.

Cara menghindari Hustle Culture

Berikut lima cara untuk menghindari Hustle Culture dan mulai memprioritaskan kesimbangan diri:

  1. Atur Batasan : Mulai dengan memperjelas apa yang akan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan diri.
  2. Fokus terhadap prioritas : Fokuskan diri untuk hal-hal yang memberikan dampak terbesar pada pekerjaan, dengan menanyakan diri apakah semua daftar tugas yang ada itu benar-benar diperlukan?
  3. Luangkan waktu untuk istirahat : Apa yang telah dijadwalkan dan dikerjakan akan tercapai. Untuk itu luangkan waktu untuk beristirahat untuk memberikan energi positif pada diri.
  4. Tentukan kesuksesan versi sendiri : Hustle Culture memberikan doroangan untuk sukses secara materialistis, meskipun tidak masalah akan tetapi pikirkan diri, apakah menghabiskan waktu bekerja diatas normal setiap minggunya hanya untuk kesuksesan itu, atau memberikan waktu diri untuk membuat kenangan bersama teman dan keluarga.
  5. Meminta bantuan : Hustle culture terkadang tidak bisa dihindari. Jika diri merasa mandek karena tidak dapat menghindarinya, mungkin itu saatnya meminta bantuan orang lain untuk memberikan dorongan atau membantu meringankan beban kerja anda. Hustle Culture menuntut kira bekerja mandiri, namun kesuksesan sejati itu dapat bekerjasama dengan orang lain.

Hustle Culture memang memberikan motivasi untuk bekerja lebih keras agar cepat mendapat kesuksesan. Akan tetapi, penting untuk disadari bahwa hustle culture memiliki dampak negatif juga. Oleh karena itu, menetapkan ekspektasi yang jelas dan tidak terburu-buru untuk meraih kesuksesan itu lebih baik, terutama menjaga kesehatan fisik dan mental kita agar kesuksesan yang diinginkan akan diraih dan berkelanjutan.

Referensi:

You may also like...